close
Profil Hiduplah seolah engkau mati besok, Belajarlah seolah engkau hidup selamanya.
envato behance dribbble twitter google instagram

kajian teratologi

Posted By Anonim on Minggu, 16 Agustus 2015 | Agustus 16, 2015




Estimated Daily Phtalate Exposures In a Population of Mothers of  Male Infants Exhibiting Reduced Anogenital Distance
 

TAKSIRAN PEMASUKAN FTALAT HARIAN PADA POPULASI IBU DARI BAYI LAKI-LAKI MENUNJUKKAN PENGURANGAN JARAK ANOGENITAL



Diester ftalat telah menunjukkan toksisitas pada reproduksi dan perkembangan pada studi terhadap hewan. Studi epidemologi baru-baru ini menunjukkan, ftalat tertentu berhubungan erat dengan pengurangan jarak anogenital pada bayi laki-laki, bukti pertama dari efek perkembangan pada bayi laki-laki  memperlihatkan pengaruh ptalat pada masa kehamilan. Kami menggunakan dua metode yang sebelumnya telah dipublikasikan untuk menaksir pemasukan ftalat harian terhadar empat jenis ftalat yang memiliki metabolit dalam urine sangat berhubungan denagn efek pengembangan pada 214 pasangan ibu dan bayi [ di-n-buti ftalat (DnBP), dietil ftalat (DEP), butilbenzil ftalat(BBzP), diisobutil ftalat (DiBP)] dan terhadap ftalat penting lainnya [di-2-etilheksil ftalat (DEHP)]. Kami menghitung nilai tengah dan persentil ke-95 dari pemasukan harian terhadap DBP yaitu 0,99 dan 2,68 μg/kg/hari ; untuk DEP yaitu 6,64 dan 112,3 μg/kg/hari ; untuk BBzP, 0,50 dan 2,47 μg/kg/hari ; dan untuk DEHP, 1,32 dan 9,32 μg/kg/hari. Badan perlindungan lingkungan  Amerika Serikat (EPA) merujuk dosis-dosis untuk bahan kimia yaitu 100 (DBP), 800 (DEP), 200 (BBzP), 20 (DEHP) μg/kg/hari. Nilai median dan persentil ke-95 dari pemasukan ftalat dihubungkan dengan pengurangan jarak anogenital pada populasi studi yang lebih rendah daripada dosis acuan EPA Amerika Serikat terhadap bahan kimia dan bisa menjadi informasi terbaru tentang taksiran bahaya dan resiko bahan-bahan kimia tersebut.



Ftalat digunakan dalam berbagai industri  dan terdapat dalam banyak produk  yang dikonsumsi oleh masyarakat seperti sabun, parfum, kosmetik, shampo, alat-alat bangunan, cairan semprot, mainan plastik serta kemasan-kemasan plastik. Dietilheksil ftalat (DEHP) adalah bahan baku plastik utama dalam polivinilkloridaserta DEP dan DBP secara umum digunakan oleh konsumen dalam produk perawatan tubuh seperti losion, pewangi, kosmetik, deodoran dan sediaan-sediaan farmasi. Toksisitas pengembangan dan reproduksi dari beberapa ftalat telah diuji secara intensif pada hewan. Pemasukan DEHP, DBP dan BBzP atau yang lebih lemah yaitu diisononil ftalat pada masa kehamilan mampu mengurangi produksi testosteron pada testis fetus (Lehmann dkk) yang dapat menimbulkan perkembangan yang tidak sempurna pada saluran reproduksi pria dan cacat pada alat kelamin eksternal (Ema dan Miwayaki 2001; Ema dkk.  2003; Foster dkk 2000. ; Gray dkk. 2000; Mylchreest dkk. 1998).

Dalam penelitian yang dipublikasikan pada jurnal sebelumnya oleh beberapa penulis yang berpartisipasi pada penelitian ini, Swan dkk. (2005) memberikan gambaran pertama tentang efek perkembangan, sama dengan yang tampak pada studi terhadap hewan, pada bayi laki-laki yang terpapar ftalat selama masa kehamilan. Populasi penelitian dari Swan (2005) yang digambarkan dibawah ini, termasuk 134 orang wanita ynag memiliki bayi laki-laki, telah diuji pada 17 Desember 2004, dari 134 orang tersebut, 85 wanita telah diambil sampel urinenya selama masa kehamilan. Pada sampel urine ibu selama masa kehamilan ini, dianalisa 9 jenis metabolit ftalat yang umumnya digunakan sebagai penanda biologis pemasukan ftalat, dengan menggunakan metoda analitik yang telah dijelaskan sebelumnya. 134 bayi laki-laki termasuk 49 bayi yang tidak diambil sampel urine ibunya selama kehamilan, telah dikumpulkan dan diuji secara fisika untuk menjelaskan jarak anogenital (AGD), suatu penanda untuk kadar antiandrogen selama kehamilan dan pengukuran organ reproduksi lainnya. Dari 9 metabolit ftalat dalam urine, Swan dkk. menemukan bahwa kadar MEP, MBzP, MBP, MiBP pada urine ibu selama kehamilan berhubungan erat dengan pengurangan AGD dan indeks anogenital pada bayi (AGI = AGD / berat badan).
Walaupun dari 134 bayi laki-laki yang diuji, tak seorangpun menunjukkan cacat dan penyakit yang nyata dan 86,6% dari bayi laki-laki ini buah zakar yang tergolong normal, AGI berhubungan erat dengan derajat penyusutan testis, volume penis dan ukuran skrotum. Konsentrasi pertengahan dari penelitian terhadap metabolit ftalat ini berhubungan dengan AGI yang pendek dan penyusutan testis yang tidak sempurna, sama dengan konsentrasi pertengahan yang diperoleh pada populasi wanita di Amerika berdasarkan survei dari NHANES pada 2001-2002. Dosis acuan terkini dari Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat untuk DEP, DBP, BBzP, telah diformulasi dari awal 1990 dengan menggunakan studi pada hewan.  (DBP disempurnakan pada 1990, DEP dan BBzP pada 1993 ). Dosis acuan seperti yang dijelaskan oleh EPA, dimaksudkan sebagai dosis untuk pemasukan oral harian pada populasi manusia ( termasuk kelompok yang sensitif), berkemungkinan tidak beresiko tinggi terhadap efek yang hilang selam masa hidup. Karena data yang dijelaskan oleh Swan dkk. (2005) mengusulkan efek perkembangan manusia pada level-level pemasukan sama dengan data yang diamati pada populasi umum, yang kajiannya memberikan informasi yang penting ketika mempertimbangkan beberapa pengaruh dosis acuan (RfD) terhadap ftalat. Kajian-kajian yang bermanfaat untuk tujuan ini bisa digunakan untuk menaksir pemasukan harian rata-rata ftalat pada penelitian terhadap individu.
Pada penelitian ini, kami menerapkan model farmakokinetik sederhana yang pertama kali diusulkan oleh Kohn dkk. (2000) dan kemudian digunakan oleh Koo dkk. (2002) untuk menghitung pemasukan diester ftalat harian pada wanita hamil dalam populasi penelitian Swan. Kami juga menggunakan model kedua yang awalnya diusukan oleh David dd. (2000) untuk membandingkan taksiran pemasukan kami secara umum terhadap model yang pertama.




Bahan dan metode
Populasi penelitian. Wanita yang termasuk dalam penelitian ini, aslinya dimasukkan juga pada penelitian terhadap keturunan berikutnya (SFFI), yaitu suatu penelitan kelompok kehamilan pada klinik bersalin di Los Angeles, California; Minneapolis, Minnesota (Pusat Kesehatan Universitas Minnesota); dan Columbia, Missouri (Ahli pengobatan Universitas) dari September 1999 hingga Agustus 2002. Rincian kerjasama penelitian dijelaskan oleh Swan dkk. Semua partisipan melengkapi quisioner dan setelah pengumpulan urine dilakukan selama penelitian maka diperolehlah sampel urine. Delapan puluh lima persen partisipan SFFI setuju untuk dihubungi kembalidan para ibu diundang untuk berpartisipasi pada penelitian lanjutan SFF (SFFII). Komite subjek dari semua institusi yang berpartisipasi menyetujui SFFI & SFFII dan semua partisipan menandatangani persetujuan yang diberikan pada setiap penelitian.
          Pada penelitian Swan dkk., penulis melaporkan bahwa data hasil penelitian terhadap bayi laki-laki yang diteliti pertama kali pada masa kehamilan sudah dilengkapi pada 17 Desember 2004. Semua ini termasuk 172 bayi laki-laki, 134 yang memiliki data AGD, umur, dan berat badan yang lengkap. Kadar metabolit ftalat dalam urine pada 214 pasangan ibu & bayi juga diperoleh yang 85 diantaranya adalah bayi laki-laki yang memiliki kelengkapan data berupa ukuran AGD, umur, berat badan dan sampel urine ibunya telah diambil selama kehamilan. Kami menggunakan kadar  monoester ftalat dalam urine dari 24 pasangan ibu dan bayi pada populasi penelitian untuk menghitung taksiran pemasukan harian. Kadar monoester untuk populasi penelitian yang lengkap (n=214) ditunjukkan pada tabel 1. Populasi penelitian ini memiliki kadar monoester dalam urine  yang sangta mirip dengan kadar yang ditemukan pada subset populasi yang digunakan oleh Swan. Distribusi metabolit ftalat antar kelompok dari 85-214 wanita adalah sama. Konsentrasi monoester median pada kelompok 85 adalah 128,4 ng/mL (MEP), 13,5 ng/mL (MBP), 8,3 ng/ mL (MBzP), 2,5 ng/ml (MiBP), 3,3 ng/ mL (MEHP), 11,4 NG/mL (MEHHP), DAN 11,1 NG/mL (MEOHP). Kami telah mengevaluasi sampel terbesar karena sampel ini memberikan banyan informasi pada distribusi kadar ftalat.
          Kami menghitung pemasukan harian metabolit ftalat yang secara statistik berhubungan erat dengan pengurangan AGI pada penelitian Swan dan metabolit DEHP. Meskipun metabolit DEHP tidak berhubungan erat  dengan AGI pada penelitian Swan, hubungan dari dua metabolit oksidatif DEHP ( MEOHP dan MEHHP), besarnya bisa dibandingkan dengan metabolit DBP &BBzP. Selain itu, terdapat literatur yang menunjukkan efek hubungan antara androgen median dengan DEHP.
          Taksiran pemasukan harian. Kohn dkk. (2000) menghitung pemasukan harian pada tiap individu dalam populasi dengan menggunakan suatu model 2-kompartemen linear. Persamaan kecepatan penggabungan normal dari ekskresi fraksional adalah:
         
          FE= 1-exp (-k total t)                                             [1]

          FU= (ku/ k total) x   [1-exp (-ktotalt)]                     [2]

Dimana FE = Total fraksi dan FU = Fraksi dalam urine dari dosis yang tereliminasipada waktu t, dan k total  dan ku= konstantakecepatan orde pertama yang nyata dari total eliminasi dan eliminasi monoester dalam urine. Kami menghitung dua konstanta kecepatan , k total  dan ku dengan menggunakan nilai yang telah dipublikasikan sebelumnya untuk fraksi yang diekskresi dari tiap diester induk. Nilai FE dan Fu dari Kohn dkk., sebenarnya dihitung dari penelitian terhadap manusia dan hewan yang digunakan untuk semua metabolit yang dilaporkan oleh Swan dkk. (2005), kecuali MiBP, yang tidak diperhitungkan oleh Kohn dkk. Kami mengasumsikan bahwa FE dan FU untuk MiBP dan diester induknya sama dengan FE dan FU yang dihitung untuk MBP dan DnBP. Persamaan kecepata ekskresi digunakan untuk menaksir  k total  dan ku untuk dimasukkan kedalam persamaan Kohn untuk menaksir pemasukan ftalat.
          Kohn dkk. (2000)memberikan persamaan lanjutan untuk kecepata pemasukan bagi suatu individu, memperkirakan pemasukan tetap, dan jarak ruang metabolit diester.

Pemasukan harian (μg/kg/hari)=
[ME(μg/g)xCE(mg/kg/hari)/f x 1,000(mg/g)] x [MWd/ MWM]        [3]

Dimana ME = Kadar monoester dalam urine per gram kreatinin, CE = Kecepatan ekskresi kreatinin yang dinormalkan oleh berat tubuh, f = Rasio ekskresi urine  terhadap total eliminasi (ku/ k total) dan MWd dan MWM = berat molekul masing-masing diester dan monoester. Kami menggunakan nilai 18 mg/kg/hari untuk CE dan kadar kreatinin biasa (ME) untuk tip subjek dalam penelitian. Kadar ftalat dalam urine pada kreatinin biasa dan tidak biasa dari 214 sampel penelitian ditunjukkan dalam tabel 1.
          Sebagai perbandingan, kami juga menaksir pemasukan harian menggunakan persamaan kedua yang dipublikasikan oleh David (2000) dan kemudian digunakan oleh Koch (2003).

Pemasukan harian  (μg/kg/hari)=
[ME(μg/g)xCE(mg/kg/hari)/f UE x 1,000(mg/g)] x [MWd/ MWM]     [4]

Persamaan ini merupakan versi alternatif dari metode Kohn dan menghasilkan nilai pemasukan yang serupa. Variabel yang digunakan pada persamaan ini sama dengan variabel yang digunakan pada persamaan Kohn kecuali f UE, fraksi molar dari monoester yang diekskresikan melalui urine  dihubungkan dengan diester induk yang digunakan pada tempat yang sama. Nilai ekskresi urine fraksional untuk DBP (0,69) dan BBzP (0,73) yang diambil dari data yang telah dipublikasikan oleh Anderson dkk. (2001). Untuk DEP, kami menduga bahwa faktor ekskresinya sama denagn DBP yang diperoleh oleh Koch dkk. (2003). Dan Kohn dkk. (2000). Data ekskresi fraksional untuk ketiga metabolit DEHP diukur pada penelitian Swan dkk. yang diambil dari data yang dipublikasikan oleh Koch (2005). Nilai untuk mono (2-etilheksil)ftalat (MEHP), MEHHP, dan MEOHP adalah 0,059 ; 0,233 ; dan 0,150.
          Kami menghitung pemasukan DEHP berdasarkan ketiga metabolit secara bebas dan juga berdasarkan nilai rata-rata dari pemasukan yang dihitung menggunakan metabolit kedua (MEHHP dan MEOHP). DEHP adalah senyawa yang dimetabolisme pertama kali menjadi MEHP, yang kemudian dimetabolisme lagi menjadi berbagai produk lainnya termasuk MEHHP dan MEOHP. Ketiga metabolit tersebut kemungkinan bersifat toksik (Koch dkk. 2005) dan taksiran pemasukan DEHP berdasarkan ketiga metabolit yang berbeda untuk dibandingkan dengan berbagai taksiran. Kami membuat konsentrasi MBP dan MiBP seperti ukuran yang dikombinasikan, dari kadar DBP. Hal ini membuatnya konsisten dengan literatur sebelumnya tentang DBP, yang tidak dibeda-bedakan antara iso- dan isomer n-butil. Kami menganggap MBzP adalah metabolit utama dari BBzP. MBP adalah suatu metabolit minor dari BBzP tapi hanya 6 % dari diester BBzP yang tidak terbentuk, diekskresikan  sebagai MBP (Anderson dkk. 2001)
         
Hasil
          Hasil untuk pemasukan DEP , DBP, dan BBzP pada wanita menurut penelitian Swan, dihitung menggunakan metode Kohn (2000), diperlihatkan pada tabel 2. Monoester-monoester yang relefan ditunjukkan oleh diester induknya.  Dengan menggunakan persamaan Kohn, kami menaksir median dan persentil ke-95 dari pemasukan harian DBP yaitu  0,99 dan 2,68 (μg/kg/hari) ; DEP 6,64 dan 112,3 (μg/kg/hari) ; BBzP, 0,50 dan 2,47 (μg/kg/hari) ; dan DEHP, 1,32 dan 9,32 (μg/kg/hari).
          Taksiran pemasukan dihitung menggunakan persamaan David (2000) dan dibandingkan dengan metode Kohn pada tabel 3. Metoda David menghasilkan taksiran pemasukan sekitar 20 % lebih rendah. Pengcualiannya adalah DEHP yang taksiran pemasukannya sekitar 30-80% lebih tinggi berdasarkan metoda David., tergantung pada metabolit yang mana yang digunakan dalam perhitungan.


Diskusi
        Kami telah menaksi pemasukan dari berbagai diester ftalat pada populasi pasangan ibu dan bayi, yang menunjukkan efek perkembangan yang dihubungkan dengan konsentrasi metabolit ftalat dalam urine selama kehamilan. Model yang kami gunakan untuk menaksir kadar tidak memberi dugaan tentang rute pemasukan. Terdapat banyak kemungkinan rute pemasukan ftalat, termasuk dermal, injeksi, dan inhalasi. Meskipun demikian, diester ftalat dan metabolitnya dikeluarkan dari tubuh dalam beberapa hari, dengan dosis terbesar yang dikeluarkan adalah pada 24 jam pertama. Ada beberapa hal yang secara relatif tidak ditemukan dalam populasi yang mengindikasikan bahwa pemasukan pada tingkat yang diamati pada penelitian ini, memperlihatkan pemasukan harian yang berkelanjutan.
          Taksiran pemasukan median untuk DBP dan BBzP pada populasi penelitian Swan (2005) dimana (n=214) adalah kelompok 1(μg/kg/hari), dan untuk DEP adala kelompok 6 (μg/kg/hari). Dosis acuan terkini dari EPA Amerika Serikat  adalah 100 μg/kg/hari (DBP), 200 μg/kg/hari (BBzP), dan 800 μg/kg/hari (DEP) yang semuanya 100 kali lebih besar daripada pemasukan median pada populasi Swan (2005).
          Terdapat sumber potensial yang tidak pasti ada persamaan David & Kohn. Kecepatan ekskresi kreatinin dikenal dengan akurasi 10 % (Kohn 2000). Selanjutnya, Kohn dkk. mendiskusikan potensial yang tidak pasti pada total dan nilai ekskresi urine ( FE dan FU ). Karena Kohn dkk. menggunakan data ekskresi hewan untuk beberapa metabolit, mereka menaksir bahwa nilai FE mereka memiliki keakuratan 50 % dimana nilai FU bisa merubah 15 lipatan diantara spesies manusia pada pertengahan. Meskipun kami menggunakan nilai ekskresi urine fraksional, yang diperoleh dari penelitian terhadap manusia pada perhitungan kami, menggunakan persamaan David.  Ada banyak perdebatan sains yang menganggap kegunaan yang tepat dari nilai f UE saat menggunakan persamaan David dalam menghitung Nilai pemasukan DEHP. David (2004) telah memperdebatkan kegunaan f UE  untuk MEHP adalah  13 %, dihitung dari data ekskresi yang disediakan oleh Anderson (2001). Dalam jawaban untuk David dan Koch mendukung penggunaan f UE untuk MEHP yaitu 2,4 % dan juga memberikan argumen matematis kemungkinan 13 % penggunaan f UE  untuk MEHP. Pilihan nilai f UE  penting karena nilai ini mempengaruhi hasil dari perhitungan pemasukan. Kami menggunakan nilai f UE dari data ekskresi manusia terbaru terhadap DEHP (Koch dkk. 2005). Nilai f UE  berada diantara nilai yang sebelumnya diajukan oleh David dan Koch. Perhitungan pemasukan kami menggunakan nilai ini tidak sama dengan perhitungan menggunakan metabolit oksidatif dari DEHP (MEHHP dan MEOHP) dan dengan perhitungan kami menggunakan metode Koch dkk. yang tidak menggunakan nilai f UE.  Taksiran pemasukan kami dari persamaan Kohn dan David adalah sama, yaitu hubungan yang bisa diterima antara model dan parameter yang digunakan.
          Pemasukan pada populasi penelitian wanita hamil adalah sama atau agak lebih rendah daripada yang didokumentasikan pada populasi wanita lainnya pada usia reproduktif. Konsentrasi MBP pada wanita berusia diatas 6 tahun dalam NHANES 2001-2002 (21,5 v /gram kreatinin) dibandingkan dengan hasil pada populasi penelitian Swan dkk. (2005) dan konsentrasi median MBzP dalam NHANES 2001-2002 ( 15,1 μg / gram kreatinin) sama dengan nilai pada populasi penelitian Swan (11,7 μg / gram kreatinin). Pada populasi 97 orang wanita berumub 20-40 tahun yang dievaluasi pada penelitian Kohn, konsentrasi median dari MBP, MBzP, MEP dan MEHP lebih besar daripada konsentrasi median pada populasi penelitian Swan. Populasi dari 25 orang wanita hamil di New York menunjukkan bahwa konsentrasi median dalam urine dari MBP, MEP, dan MBzP dalam ukuran kelompok yang sama tapi lebih tinggi daripada konsentrasi yang diamati pada populasi penelitian Swan (Adibi dkk. 2005).
          Kecuali untuk penelitian Adibi dkk. (2003), penelitian-penelitian yang dijelaskan diatas dilakukan pada wanita yang tidak hamil sedangkan wanita-wanita pada penelitian Swan sedang dalam kondisi hamil. Perbedaan jumlah cairan dan metabolisme antara kelompok yang hamil dan tidak hamil bisa menjelaskan kembali perbedaan temporal dan pemasukan material yang mengandung ftalat. Penelitian Kohn dkk. (2000) mengevaluasi sampel yang telah dikumpulkan dari tahun 1988-1994 (NHANES III), sedangkan populasi penelitian Adibi dkk. (2003) mengevaluasi sampel pada tahun 2000. Sampel-sampel populasi penelitian dari Swan dkk. dikumpulkan dari tahun 2000 hingga 2003.
          Seperti yang dibicarakan pada penelitian Swan dkk., hubungan yang diamati antara ftalat pada masa kehamilan dengan AGD pada bayi laki-laki adalah sama dengan yang diamati pada penelitian terhadap hewan yang perubahan-perubahannya hanya tampak pada dosis yang lebih tinggi (Swan 2005). Untuk DBP, Mylchreest (2000) menemukan efek ketergantungan androgen dari pemasukan pada tikus seperti penurunan AGD, penahanan puting susu, dan cacat pada saluran reproduksi. Poin penting terakhir yang diamati adalah ketergantungan dosis meningkat pada kondisi areola toraks dan perkembangan puting susu saat dibandingkan dengan hewan kontrol, kelompok dosis yang palig rendah secara statistik adalah 100 mg/kg/hari (100.000  μg / kg/hari). Ini lebih bagus daripada nilai yang diperoleh pada penelitian Swan. Beberapa perbedaan bisa dihubungkan dengan perbedaan pada rancangan penelitian, yang Mylchreest bandingkan tiap kelompok dosis  hanya dengan kontrol dan tidak ada uji secara keseluruhan antar dosis-dosis, yang kontras denga penelitian Swan yang melihat pada fungsi respon dosis selanjutnya. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa manusia lebih sensitif dari pada hewan dalam pemasukan ftalat. Studi pemisahan ( Lehmann 2004) menunjukkan secara statistik pengurangan produksi testosteron pada testis fetus  dengan pemasuka DnBP harian serendah 50 mg/kg/hari pada penelitian terhadap tikus. Perubahan aktivitas dari enzim yang terlibat dalam produksi testosteron diamati pada level DnBP serendah 0,1 mg/kg/hari. Dengan memberikan ukuran sampel yang kecil pada penelitian (4-5 fetus pada kelompok pemeliharaan) memungkinkan efek pada dosis DnBP < 50 mg/kg/hari, bisa mengurangi produksi testosteron secara signifikan pada penelitian terhadap hewan.
          Selain itu, hubungan yang diamati pada penelitian Swan, pada konsentrasi lebih rendah menunjukkan rencana yang nyata yang terjadi pada populasi manusia dimana pemasukan dari beberapa faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi dosis pada efek yang tampak pada penelitian Swan, banyak ftalat yang memiliki efek androgen yang berkaitan yang dideteksi pada wanita. Pada penelitian terhadap hewan, hanya satu jenis bahan kimia yang dihitung pada satu waktu, yang tidak bisa dihitung pada efek pemasukan, yang banyak terjadi pada populasi manusia. Penelitian terbaru dengan tikus yang diberi dosis dengan campuran bahan kimia anti-androgen termasuk DBP, DEHP, BBzP, dan empat herbisida yang berbeda, mengindikasikan bahwa semua campuran bahan-bahan kimia yang diuji, bereaksi untuk menghasilkan efek dosis tambahan pada jaringan yang ketergantungan androgen (Gray 2006).
        Swan (2005) menemukan efek perkembangan yang berhubungan denga pemasukan ftalat pada populasi manusia. Pemasukan yang dihubungkan dengan efek perkembangan organ-organ reproduksi pada bayi laki-laki, bisa dibandingkan dengan pemasukan yang diamati pada populasi wanita di Amerika Serikat dan dua kelompok magnitudo yang lebih rendah daripada dosis acuan yang diduga protektif oleh EPA Amerika Serikat. Nilai dari taksiran pemasukan kami masih kurang jelas saat dihitung menggunakan dua model yang berbeda dan faktor ekskresi yang berbeda. Kami telah memperoleh taksiran pemasukan untuk ftalat yang diuji, untuk mengetahuipengaruh kesehatan pada populasi penelitian. Informasi ini merupakan asset untuk beberapa penelitian terhadap ftalat di masa depan.
Blog, Updated at: Agustus 16, 2015

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts